Siapa yang tidak suka didoakan orang lain? Bila kita merasa senang didoakan orang lain, maka seyogyanya kita pun berusaha membuat orang lain senang dengan mendoakan dia. Siapapun yang gemar mendoakan kebaikan untuk sesama muslim, Allah akan menggugah hati orang lain untuk mendoakan dia.
Amat beragam kondisi saudara kita. Ada yang sedang menderita sakit parah, sehingga memerlukan doa supaya disembuhkan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
” مَنْ عَادَ مَرِيضًا، لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مِرَارٍ: أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ، إِلَّا عَافَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَرَضِ “
“Barang siapa membesuk orang sakit yang belum datang ajalnya. Kemudian dia di situ membaca tujuh kali, “As’alullôhal ‘azhîm Robbal ‘arsyil ‘azhîm an yasyfiyaka” (Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung Penguasa ‘arsy yang agung, agar menyembuhkanmu). Pasti Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut”. HR. Abu Dawud dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Hadist ini dinilai sahih oleh al-Hakim, adh-Dhiya’ dan al-Albaniy.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga biasa menjenguk orang sakit, sambil mendoakan,
“اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا“
“Ya Allah Penguasa manusia, hilangkanlah penyakitnya. Sembuhkan dia, Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu. Sembuhkanlah dia secara total”. HR. Bukhari dan Muslim.
Ada juga saudara kita yang wafat. Di kuburan dia diganjar sesuai amalan yang dahulu dikerjakannya. Sehingga dia amat membutuhkan doa, agar dirahmati Allah dan diampuni dosa-dosanya.
Allah ta’ala berfirman,
“وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ“
Artinya: “Orang-orang yang hidup sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) berdoa, “Robbanaghfirlanâ wa li ikhwâninal ladzîna sabaqûnâ bil îmân, wa lâ taj’al fî qulûbinâ ghillal lilladzîna âmanû. Robbanâ innaka Ro’ûfur Rohîm” (Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan suadar-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami. Janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Rabb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang”. QS. Al-Hasyr (59).
Ayat ini memberikan banyak pelajaran untuk kita.